Cara Taaruf Yang Benar
*CARA TA'ARUF YANG BENAR*
Ta'aruf berasal dari kata Ta'arafa atau Yata'Arafu yang artinya saling mengenal, dalam prakteknya saling mengenal sebelum Khitbah
- Niat :
Pertama-tama luruskan niat yaa teman-teman, kalo kamu Ta'aruf harus betul-betul karena ada itikad baik, yaitu Menikah, Bukan alasan karena ingin viral apalagi buat main-main.
- Tidak Boleh Berduaan :
Sebelum terjadi akad, Calon pasangan baik Laki-Laki dan Perempuan statusnya adalah orang lain,keduanya tidak diperbolehkan untuk saling berduaan.
_Jangan sampai kalian berdua-dua an dengan Wanita ( yang bukan mahramnya) Karena setan adalah orang ketiganya.(H.R Ahmad)_
- Tukar Biodata :
Pada saat Ta'aruf, masing-masing bisa saling menceritakan biografinya secara tertulis,sehingga tidak harus bertemu untuk saling bercerita. Ceritakan sejujur dan apa adanya
- Bertemu :
Setelah Ta'aruf diterima,bisa dilanjutkan dengan nadzar,nadzar bisa dilakukan dengan cara datang kerumah Pengantin Wanita dan menghadap Langsung kepada Orang Tuanya.
- Khitbah Kemudian Akad :
Khitbah atau Lamaran dilakukan setelah semua proses poin-poin diatas. Jika kedua belah pihak merasa cocok dan menerima satu sama lain, Khitbah bisa dilangsungkan (dilakukan) kepada Walinya langsung atau Wali yang menawarkan Perempuannya.
Konsep Ta'aruf Syar'i
Terlepas dari tata cara taaruf yg syari, yang perlu kita perhatikan sebelum memulai proses ta'aruf adalah dengan memahami, bahwa :
1. Jangka waktu ta'aruf itu pendek. Jadi tidak dibenarkan, jika ada ikhwan dan akhwat saling membentuk komitmen utk menikah 1 tahun/2 tahun lagi, dengan alasan untuk ta'aruf. Jika terlalu lama, sangat dikhawatirkan adanya hubungan yang beresiko melewati batas2 syariat. Ga ada bedanya dengan pacaran dong? Jadi, sebaiknya jeda dari nadzor, khitbah, dan akad, disegerakan, agar hati bisa lebih terjaga. .
2. Tidak terhubung secara langsung. Ta'aruf syari selalu menggunakan perantara dalam melakukan prosesnya. Jadi, tidak diperkenankan untuk chat pribadi, telpon2an, apalagi berduaan. Karena riskan sekali hati jadi mudah 'baper'. Kalau udah baper duluan, yg main sering kali hati dan perasaan. Jangan sampe kita lupa pada Allah yang Maha Menggenggam Hati manusia. Jadi, perantara itu penting sekali, untuk menghubungkan kedua insan dalam proses saling mengenal, agar kedua insan tersebut tidak terjerumus dalam khalwat. (Cuma boleh komunikasi hal yang penting.)
3. Prinsip ta'aruf itu, no baper-baperan. Jadi semisal ga cocok, ya udah gakpapa. Itu hal yang biasa. Ga perlu sedih berlarut-larut, toh kan memang ga ada hubungan yg lebih selain atas kesamaan niat dan tujuannya karena Allah? Yakinilah, Allah telah siapkan seseorang yang lebih baik, lebih pas dan cocok untukmu. .
4. Sebelum memulai proses ta'aruf, pastikan segala sesuatunya telah siap dan dipertimbangkan dengan matang. Apa saja? Misal izin dari orangtua, jika sudah mengantongi surat izin menikah dari orangtua, silahkan melakukan ta'aruf. Tapi jika belum? Jangan iya-iya aja ya ketika mau dijodohkan oleh seseorang. Khawatir justru akan mempersulit jalannya proses. Jadi, diskusikan dengan baik terlebih dahulu pada orangtua tentang inginmu, dan pastikan kamu telah siap lahir batin untuk menikah. .
5. Ga perlu gembor-gembor sedang melakukan taaruf. Rahasiakan saja dulu jika memang belum sampai pada tahap khitbah. Jadi semisal memang belum jadi atau belum berjodoh, kedua belah pihak bisa saling menjaga nama satu sama lain. .
ingatt...bukan pacaran berkedok ta'aruf yaa
___________________________________________
﴾ *Ketika Datang Ikhwan Mengajak Ta'aruf* ﴿
🗒️1. Gunakan Indikator Allah ﷻ
Bila kelak ada lelaki menghampiri dengan niat memuliakanmu dalam proses yang syar’i, pastikan kamu memilihnya menggunakan indikator Allah ﷻ, yaitu kebaikan agamanya terlebih dahulu. Barulah kemudian hal-hal seperti latar belakang keluarga, keturunan, kecakapan finansial, dll. Jangan terbalik. Sebab bila nafsu sudah merajai, bisa berbahaya pernikahan nanti. Kan pernikahan itu bukan perjalanan setahun dua tahun, tapi seumur hidup. Bila indikator pemilihannya menggunakan kacamata dunia, siap-siap kelak menyesal sebab dunia ini jelas fana. Beda dengan yang indikatornya menggunakan kacamata Allah ﷻ, dimana kedepannya nanti akan Allah ﷻ terus bimbing dan tuntun meski mungkin ada jatuh dan terluka. Allah ﷻ pegangannya.
Pada umumnya, para muslimah ya bersabar menanti, sampai tiba saatnya calon pangeran Surga menghampiri. Nah meskipun kesannya kita ini tinggal nunggu dan nanti tinggal milih, bukan berarti kita bersantai-santai. Sebab sebelum kita memilih, kita lah yang dipilih terlebih dahulu oleh lelaki. Jadi mindset-nya adalah karena kita ini dipilih terlebih dahulu, maka pantaskan diri kita untuk dipilih oleh lelaki yang high quality, di mata Allah ﷻ tentunya. Barulah kemudian giliran kita menentukan terima lanjut berproses atau tolak hentikan proses. Kebayang kan kalau banyak ikhwan melamar tapi semuanya tidak memenuhi indikator Allah ﷻ, bingung lah kita dibuatnya. Milih nggak mau, nolak takut nggak kebagian. Makanya, seorang muslimah harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri kita agar pantas diimami oleh lelaki shalih.
🗒️2. Melakukan Analisa Kemantapan Hati
Apabila proses yang dilalui sudah dipastikan syar’i yaitu melalui ta’aruf, melibatkan perantara (ustadz / saudara / teman / murabbi), maka langkah selanjutnya adalah menganalisa kemantapan hati kita, benarkah dia jodoh yang Allah ﷻ pilihkan dan hantarkan untuk kita. Sebab pada tahap ini indikatornya pure hati dan perasaan. Tidak bisa dimanipulasi oleh apapun. Kemantapan hati itu mengalir sendiri. Tak bisa direka-reka, apalagi dipaksa.
Saat berproses, lakukan shalat istikharah. Pasrahkan segalanya pada Allah ﷻ. Bawa perasaan yang netral. Sebab bila hati sudah condong pada satu keinginan, maka doa menjadi tidak bersih. Berkomunikasilah pada Allah ﷻ dengan hati yang ikhlas. Katakan dengan lapang, “Ya Allah bila dia betul jodohku, maka dekatkanlah. Tapi bila ternyata dia bukan jodohku, maka jauhkanlah.” Penyampaian doa seperti ini akan mudah bagi yang rasa hatinya masih netral. Tapi bagi yang sudah ada rasa suka sebelum halal, ya jelas berat. Biasanya doanya jadi termodifikasi, “Ya Allah, bila dia betul jodohku, maka dekatkanlah. Tapi bila ternyata dia bukan jodohku, maka.. yaaah.. Engkau Maha Pengasih kan ya Rabb.. Jodoh kanlah...
Bukan apa-apa. Bila hati kita sudah condong ingin memiliki padahal Allah ﷻ belum berikan kemantapan, kelak bila ternyata dia bukan jodohmu, maka kemungkinan terluka hati besar sekali. Nggak mau kan sakit hati (lagi)? Maka terus berusaha istiqamah dalam kebaikan, bersabar dalam penantian suci.
Kembali tentang menganalisa kemantapan hati. Bila shalat istikharah sudah dilakukan, maka tunggulah jawaban Allah ﷻ. Beberapa memang ada yang disampaikan melalui mimpi. Tapi beberapa tidak. Bila terus menunggu mimpi yang tak kunjung datang, bisa jadi memang jawaban tersebut bukan melalui mimpi. Lalu darimana? Coba cek hatimu. Biasanya hati akan mendesak jujur bahwa ia yakin atau tidak pada calon pasangan tersebut. Tapi bedakan ya antara mantap sebab Allah ﷻ yang memantapkan, dengan mantap sebab nafsu. Bisa kok, rasakan saja.
🗒️3. Perhatikan Saat Semua Dimudahkan
Hambatan itu pasti ada. Namanya juga hidup. Kalau sudah tidak dihambat, ya berarti sudah dipanggil ‘pulang’ oleh Allah ﷻ. Jadi mau pilih mana? Diberikan hambatan dalam hidup atau Allah ﷻ segerakan ‘pulang’ menghadap-Nya? jelas mending diberikan hambatan hidup sembari dituntun oleh-Nya untuk diberikan kemampuan dalam melewatinya.
Begitu pun dalam proses syar’i dalam menuju pernikahan ini. Meskipun ada beberapa hambatan dalam perjalanannya, tapi coba perhatikan dengan seksama, bila mayoritas prosesnya dimudahkan, maka komplitlah sudah. InsyaAllah, atas izin Allah ﷻ, maka dialah jodoh yang Allah ﷻ hantarkan pada kita. Dan sebab nama jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuz, jelas kita hanya bisa ikhtiar. Yang penting ikhtiarnya di jalan yang Allah ﷻ suka, cukup. Zonanya manusia memang hanya berikhtiar semaksimal yang kita bisa, sedangkan zona hasil adalah urusan Allah ﷻ, suka-suka Allah ﷻ.
_____________________________________________
Pililah calon suami yang ilmu agamanya
Lebih darimu karena ketika kamu
Melakukan kesalahan dia akan mengajarimu Bukan memarahimu.
_____________________________________________
( KETIKA GAGAL TA'ARUF )
Dalam masalah ini, ada beberapa hal yang bisa ukhti lakukan :
✒️1. Ikhlaskan
Yang pertama kali dilakukan adalah mengikhlaskan yang telah berlalu, karena apapun hasilnya, InsyaAllah itulah yang terbaik menurut Allah ﷻ. Apa yang menurut ukhti baik, belum tentu baik menurut Allah ﷻ. Mungkin Allah ﷻ sudah menyiapkan skenario yang lebih baik dengan kejadian yang ukhti terima. InsyaAllah kelak ukhti akan dipertemukan dengan sosok yang lebih tepat dan dipertemukan di waktu yang tepat menurut-Nya.
✒️2. Tidak semua ikhwan itu buruk
InsyaAllah ada lelaki shalih. Ketika kita meyakini adanya lelaki shaleh tersebut, InsyaAllah kita akan dipertemukan jika memang kita berdoa dan berusaha untuk memantaskan diri mendapatkannya.
✒️3. Ikhtiar Dengan Yang Lain
Banyak pilihan si shalih lain di luar sana, sehingga tak perlu khawatir atas kejadian yang telah berlalu. Tak ada keharusan bagi ukhti untuk menjadikan dia pilihan satu-satunya. Cukuplah berpegang pada kriteria utama yaitu shalih, dan yang shalih itu ada banyak pilihannya, bukan hanya dia seorang.
Mungkin akan susah apabila sudah melibatkan kecenderungan hati secara berlebihan ke si ikhwan pertama, sehingga keinginan untuk lanjut proses sedemikian besarnya dan sulit berpaling ke sosok yang lain. Karena itu, luruskan niat, jagalah hati di proses berikutnya dari pengharapan yang berlebih. InsyaAllah ukhti bisa menjalaninya dengan lebih ikhlas.
Sumber :
Redaksifajarnews
0 Response to "Cara Taaruf Yang Benar"
Posting Komentar