PERAN GURU BK DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PERAN GURU BK DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Mata Kuliah : Penulisan Ilmiah

Dosen Pengampu : Suhfi Albab M.Pd

Di Susun Oleh :

Nama : Edeelweis Julyary

NPM : 202201501433

Kelas : S6B

 

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2025


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan fase perkembangan yang penuh dengan dinamika, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) umumnya berada dalam rentang usia remaja awal yang rawan terhadap berbagai bentuk perilaku menyimpang, termasuk kenakalan remaja. Kenakalan siswa di lingkungan sekolah dapat berupa pelanggaran tata tertib, bullying, bolos sekolah, balap liar, merokok, hingga tindakan yang mengarah pada kekerasan seperti tauran, atau penyalahgunaan zat terlarang seperti merokok, mengkonsumsi obat-obat terlarang, hingga narkoba.

            Fenomena kenakalan siswa tidak hanya berdampak pada perkembangan pribadi siswa itu sendiri, tetapi juga mengganggu proses belajar-mengajar dan menciptakan suasana sekolah yang tidak kondusif. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak di sekolah, salah satunya adalah Guru Bimbingan dan Konseling (BK).

Guru BK memiliki tanggung jawab strategis dalam membantu siswa mengatasi permasalahan pribadi, sosial, maupun akademik. Melalui layanan konseling individu maupun kelompok, Guru BK diharapkan mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kenakalan siswa, memberikan pendampingan, serta menyusun strategi pencegahan dan penanggulangan yang tepat. Namun, dalam praktiknya, belum semua peran Guru BK dijalankan secara optimal. Beberapa sekolah masih menganggap peran Guru BK sekadar pelengkap, bukan sebagai elemen penting dalam pembinaan karakter siswa.

Melihat pentingnya peran Guru BK dalam mengatasi kenakalan siswa, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi Guru BK dalam menanggulangi kenakalan siswa di tingkat SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif agar dapat mengukur secara objektif dan terukur peran Guru BK serta korelasinya dengan tingkat kenakalan siswa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah, khususnya pihak manajemen dan Guru BK, dalam meningkatkan efektivitas layanan bimbingan dan konseling di lingkungan pendidikan.

 

B.     Identifikasi Masalah

1.      Masih maraknya perilaku kenakalan yang dilakukan oleh siswa SMP, seperti membolos, melanggar tata tertib, berkelahi, dan berbicara kasar terhadap guru atau teman.

2.      Kurangnya pemahaman siswa mengenai dampak negatif dari perilaku menyimpang di sekolah.

3.      Belum optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kenakalan siswa.

4.      Rendahnya partisipasi siswa dalam kegiatan konseling yang disediakan oleh Guru BK.

5.      Kurangnya evaluasi terhadap efektivitas peran Guru BK dalam menanggulangi kenakalan siswa di tingkat SMP.

6.      Masih terbatasnya data kuantitatif yang menunjukkan hubungan antara intensitas peran Guru BK dan penurunan tingkat kenakalan siswa.

 

C.    Rumusan Masalah

1.      Seberapa besar tingkat kenakalan siswa di tingkat SMP?

2.      Sejauh mana peran Guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di SMP?

3.      Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara peran Guru BK dengan penanggulangan kenakalan siswa di tingkat SMP?

 

D.    Tujuan Penelitian

1.      Mengetahui tingkat kenakalan siswa di tingkat SMP.

2.      Mendeskripsikan peran Guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di SMP.

3.      Menganalisis pengaruh peran Guru BK terhadap penanggulangan kenakalan siswa di tingkat SMP.

 

 

E.     Manfaat Penelitian

A.    Manfaat Teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya yang berkaitan dengan peran Guru BK dalam menangani perilaku menyimpang atau kenakalan siswa di tingkat SMP. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji permasalahan serupa.

B.     Manfaat Praktis :

a.       Bagi Guru BK:

Memberikan gambaran mengenai efektivitas peran mereka dalam menangani kenakalan siswa serta menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

b.      Bagi Sekolah:

Sebagai bahan pertimbangan dalam merancang kebijakan dan program sekolah yang mendukung pencegahan dan penanggulangan kenakalan siswa secara lebih sistematis dan terukur.

c.       Bagi Siswa:

Secara tidak langsung, hasil penelitian ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif dan mendukung perkembangan karakter positif siswa.

d.      Bagi Orang Tua:

Menjadi bahan informasi mengenai pentingnya kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua dalam mendampingi perkembangan perilaku anak.

 

F.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana tingkat kenakalan siswa di tingkat SMP?

2.      Bagaimana tingkat pelaksanaan peran Guru BK dalam menanggulangi kenakalan siswa di tingkat SMP?

3.      Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara peran Guru BK dengan tingkat kenakalan siswa di tingkat SMP?


BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.    Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, memberikan bimbingan dan pelatihan, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

 

2.      Pengertian Guru BK

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah guru yang memiliki kompetensi khusus dalam memberikan layanan konseling, baik secara individu maupun kelompok, kepada siswa guna membantu mereka mengatasi permasalahan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Guru BK berperan penting dalam membentuk karakter dan perilaku siswa agar sesuai dengan nilai-nilai positif yang mendukung keberhasilan pendidikan.

 

3.      Syarat-syarat Guru BK

Seorang Guru BK harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

Ø  Memiliki latar belakang pendidikan minimal S-1 Bimbingan dan Konseling.

Ø  Memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

Ø  Memahami kode etik profesi konselor.

Ø  Memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta empati terhadap siswa.

Ø  Bersertifikat pendidik sebagai konselor atau Guru BK.

 

4.      Tugas dan Tanggung Jawab Guru BK

Guru BK memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab, antara lain:

Ø  Menyusun program layanan bimbingan dan konseling.

Ø  Memberikan layanan konseling individu maupun kelompok.

Ø  Melakukan asesmen psikologis dan sosial siswa.

Ø  Menyusun laporan kegiatan dan evaluasi layanan BK.

Ø  Menjalin kerja sama dengan guru mata pelajaran, orang tua, dan pihak terkait dalam membantu perkembangan siswa.

 

5.      Peranan Guru BK

Peranan Guru BK sangat penting dalam membentuk perilaku siswa yang positif. Adapun peran tersebut mencakup:

Ø  Peran preventif: mencegah timbulnya permasalahan melalui layanan informasi dan bimbingan.

Ø  Peran kuratif: menangani permasalahan siswa yang sudah muncul melalui konseling.

Ø  Peran pengembangan: membantu siswa mengenali potensi diri dan mengembangkannya secara maksimal.

Ø  Peran advokatif: menjadi pembela hak-hak siswa dalam lingkungan sekolah yang adil dan inklusif.

 

B.     Kenakalan Siswa

1.      Pengertian Kenakalan Siswa

Kenakalan siswa adalah perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku di sekolah maupun masyarakat yang dilakukan oleh peserta didik. Menurut Kartono (2010), kenakalan remaja atau juvenile delinquency adalah bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, termasuk siswa, yang melanggar norma sosial, hukum, atau tata tertib sekolah.

 

2.      Penyebab Terjadinya Kenakalan Siswa

Beberapa faktor penyebab kenakalan siswa meliputi:

Ø  Faktor keluarga: kurang perhatian orang tua, pola asuh yang otoriter, atau konflik dalam keluarga.

Ø  Faktor lingkungan: pengaruh teman sebaya, lingkungan sosial yang kurang mendukung.

Ø  Faktor sekolah: hubungan yang tidak harmonis dengan guru atau teman, tekanan akademik.

Ø  Faktor individu: kepribadian, frustrasi, atau kurangnya kontrol diri.

 

3.      Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa

Kenakalan siswa dapat berupa:

Ø  Bolos sekolah atau tidak masuk tanpa keterangan.

Ø  Melanggar tata tertib sekolah.

Ø  Berkelahi dengan teman.

Ø  Berbicara kasar atau tidak sopan terhadap guru.

Ø  Merokok, membawa barang terlarang, atau mencuri.

Ø  Mengkonsumsi obat terlarang atau narkoba.

Ø  Tauran.

Ø  Balap Liar.

Ø  Merusak fasilitas sekolah.

 

4.      Upaya Penanggulangan Kenakalan Siswa

Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kenakalan siswa antara lain:

Ø  Peningkatan layanan konseling oleh Guru BK.

Ø  Menjalin komunikasi efektif antara sekolah dan orang tua.

Ø  Pemberian sanksi yang mendidik dan tidak bersifat menghukum.

Ø  Pemberdayaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah penyaluran energi positif siswa.

Ø  Pembinaan karakter melalui pembelajaran dan keteladanan.

 

C.    Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertolak dari pemahaman bahwa kenakalan siswa merupakan masalah yang dapat menghambat proses belajar dan perkembangan karakter. Guru BK memiliki peran penting dalam upaya menanggulangi kenakalan tersebut melalui layanan preventif, kuratif, dan pengembangan. Jika peran Guru BK dijalankan secara optimal, maka diharapkan akan terjadi penurunan tingkat kenakalan siswa di sekolah.

Secara konseptual, hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Peran Guru BK (X) → Penanggulangan Kenakalan Siswa (Y)

 

D.    Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hₐ: Terdapat pengaruh yang signifikan antara peran Guru BK dan penanggulangan kenakalan siswa di tingkat SMP.

H₀: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara peran Guru BK dan penanggulangan kenakalan siswa di tingkat SMP.

 

E.     Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan antara lain:

1.      Putri (2021) dalam penelitiannya yang berjudul "Efektivitas Layanan Konseling dalam Mengurangi Perilaku Menyimpang Siswa di SMP X" menunjukkan bahwa layanan konseling secara signifikan membantu menurunkan tingkat kenakalan siswa.

2.      Ramadhan (2020) dalam studi "Hubungan Antara Peran Guru BK dengan Perilaku Siswa di Sekolah Menengah Pertama" menemukan adanya korelasi positif antara keterlibatan Guru BK dan tingkat disiplin siswa.

3.      Sari (2019) dalam penelitian "Pengaruh Layanan BK terhadap Pembentukan Karakter Siswa SMP" membuktikan bahwa peran aktif Guru BK memberikan dampak nyata terhadap pengurangan perilaku menyimpang siswa.

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) dengan tingkat kenakalan siswa di tingkat SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana peran guru BK berkontribusi dalam menanggulangi kenakalan siswa secara statistik dan objektif.

 

B.     Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1.      Angket (Kuesioner):
Peneliti menyebarkan angket kepada siswa SMP yang menjadi sampel penelitian. Angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang mengukur persepsi siswa terhadap peran guru BK serta tingkat kenakalan siswa. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan 4 pilihan jawaban: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2.      Dokumentasi:
Data pendukung seperti jumlah kasus kenakalan siswa, laporan BK, dan data kehadiran akan dikumpulkan dari pihak sekolah sebagai data sekunder.

3.      Observasi (jika diperlukan):
Observasi terhadap aktivitas guru BK dan interaksi dengan siswa dapat dilakukan sebagai data tambahan untuk memperkuat hasil dari angket.

 

C.    Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari angket dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptif dan inferensial.

1.      Statistik Deskriptif:
Digunakan untuk menggambarkan data hasil angket dalam bentuk rata-rata (mean), persentase, dan standar deviasi.

2.      Statistik Inferensial:
Digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X (Peran Guru BK) dan variabel Y (Kenakalan Siswa) dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment.

 

D.    Pengujian Persyaratan Analisis Data

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, data terlebih dahulu diuji melalui:

1.      Uji Normalitas:
Menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.

2.      Uji Linearitas:
Menggunakan ANOVA linieritas untuk melihat apakah terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan terikat.

3.      Uji Homogenitas:
Untuk mengetahui apakah varians data dari masing-masing kelompok homogen atau tidak.

 

E.     Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjamin keabsahan data, digunakan:

1.      Uji Validitas:
Item-item dalam angket diuji validitasnya dengan korelasi antara skor tiap item dengan total skor.

2.      Uji Reliabilitas:
Digunakan Alpha Cronbach, untuk melihat konsistensi internal instrumen. Instrumen dianggap reliabel jika nilai Cronbach's Alpha > 0,60.

 

F.     Hipotesis Statistika

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ø  Hipotesis Nol (H₀): Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran guru BK dengan kenakalan siswa di tingkat SMP.

Ø  Hipotesis Alternatif (H₁): Terdapat hubungan yang signifikan antara peran guru BK dengan kenakalan siswa di tingkat SMP.

Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson. Keputusan diambil berdasarkan nilai signifikansi (p-value). Jika p < 0,05 maka H₀ ditolak dan H₁ diterima.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kartono, K. (2010). Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Prayitno, & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Putri, M. A. (2021). Efektivitas layanan konseling dalam mengurangi perilaku menyimpang siswa di SMP X. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia, 10(2), 88–95.

Ramadhan, A. (2020). Hubungan antara peran Guru BK dengan perilaku siswa di sekolah menengah pertama. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 8(1), 45–52.

Riduwan. (2016). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sari, D. A. (2019). Pengaruh layanan BK terhadap pembentukan karakter siswa SMP. Jurnal Pendidikan Karakter, 7(3), 120–129,

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Yusuf, S. (2016). Bimbingan dan Konseling untuk Sekolah Dasar dan Menengah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2016). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Sumber : Edeelweis Julyary

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERAN GURU BK DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)"

Posting Komentar